Ridwan Kamil nampaknya bakal meramaikan bursa calon kepala daerah di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta. Mantan Gubernur Jawa Barat itu digadang-gadang punya tingkat kepopuleran yang tinggi.

Lalu, apakah Ridwan Kamil mampu bersaing dengan nama-nama lain di Pilkada Jakarta? Sebelumnya, Anies Baswedan sudah menyatakan kesiapannya maju di Pilkada Jakarta usai kalah di Pilpres 2024 dan diusung PKB.

Baca Juga: Jalan Terjal Ahok Alias BTP di Pilkada Jakarta Usai Dilabeli Narapidana

Selanjutnya, ada nama Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok yang bakal jadi jagoan PDI Perjuangan untuk bertarung memperebutkan kursi nomor satu di Jakarta. Beberapa nama belakangan juga muncul seperti Sohibul Iman dari PKS hingga Crazy Rich Tanjung Priok sekaligus politikus Nasdem, Ahmad Sahroni.

Bahkan, beberapa setelah Pilpres 2024 rampung digelar Ridwan Kamil membuat gimmick dengan narasi “OTW Jakarta”. Hal itu belakangan, dianggap sebagai upaya Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta, namun suami dari Athalia Praratya itu membantah dan bilang saat itu cuma mau ke Jakarta mau jualan produk kulit pria.

Baru-baru ini, Ridwan Kamil membuat keterangan terkait potensinya di Pilkada Jakarta. Menurut dia, Jakarta membutuhkan perubahan melalui pemimpin yang memiliki imajinasi, agar terwujud sebagai tempat untuk gagasan kelas dunia.

“Jakarta adalah tempat untuk gagasan kelas dunia. Mengapa? Karena potensi pendukungnya ada, begitu juga infrastruktur dan anggarannya, yang dibutuhkan adalah pemimpin yang punya imajinasi. Jakarta membutuhkan perubahan,” kata Ridwan Kamil.

Pria yang akrab disapa kang Emil itu menambahkan, Jakarta sebagai kota yang telah tumbuh lama tidak perlu takut dengan lepasnya status ibu kota negara Indonesia yang akan pindah ke IKN.

“Jakarta tidak perlu takut pada IKN karena Jakarta akan tetap punya relevansinya sendiri sebagai kota yang sudah eksis ratusan tahun,” ujar Ridwan Kamil yang menjadi kurator IKN itu.

Baca Juga: Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel, Nikita Mirzani Singung Soal “Raja Gimmick”

Dia berpendapat, kondisi yang terjadi di Jakarta tidak terlepas dari kondisi yang terjadi di tingkat global, maupun wilayah sekitarnya.

“Memimpin Jakarta harus memahami wilayah-wilayah tetangganya, yakni Jawa Barat dan Banten. Jakarta harus menjadi ‘kakak yang baik’ bagi kota dan kabupaten di sekitarnya,” sambungnya.

Kota yang baik, kata Ridwan Kamil adalah ketika orang lebih senang berkumpul di luar ruangan ketimbang di dalam ruangan dan itu bisa terjadi ketika kondisinya aman, nyaman, serta ramah.

Golkar Masih Pikir-Pikir

Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya belum memutuskan secara final untuk mengusung Ridwan Kamil sebagai bakal calon di Pilkada Jakarta.

“Golkar juga punya calon, salah satunya Ridwan Kamil. Tapi, belum (diputuskan), kita lagi kaji Jawa Barat juga,” kata Airlangga saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (24/6/2024).

Baca Juga: Anies Baswedan di Pilkada Jakarta: Turun Kasta, Dipasangkan dengan Kaesang hingga Dilirik PDIP

Dia menyatakan, sangat memungkinkan Golkar mengumumkan keputusan soal siapa yang diusung untuk Pilkada Jakarta dan Jawa Barat secara bersamaan.

“Jabar dan DKI kemungkinan dalam waktu yang bisa bersamaan,” tutur dia.

Sementara, Waketum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengungkapkan, elektabilitas Ridwan Kamil menurun jelang Pilgub Jakarta 2024. Elektabilitas mantan Gubernur Jawa Barat itu merosot karena kemunculan nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.

“Dulu waktu pertama kali RK memasang billboard ‘on the way ke Jakarta’, memang waktu itu punya daya kejut. Nah elektabilitas nya lumayan,” kata Doli.

“Tetapi begitu nama-nama lain muncul kemudian dicalonkan, didengungkan, muncul nama Anies Baswedan, muncul nama Basuki Tjahaja Purnama, segala macem, nah ini menurun elektabilitasnya,” sambung dia.

Gerindra Ingin Ridwan Kamil Maju Jakarta

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman merasa yakin Ridwan Kamil mampu bersaing di Pilkada Jakarta meskipun elektabilitas bukan yang teratas. Dia kemudian, menyinggung soal survei eks Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo (Foke), dan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.

Baca Juga: Tangis Bahagia Sambut Lamaran Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid

“Nah saya paham sekali survei itu hampir selalu tidak tepat ketika dibandingkan dengan hasil. Ingat saja surveinya Pak Foke waktu itu kurang bagus apa? Surveinya Pak Ahok, bagus sekali ya kan? Ketika pelaksanaan, beda karena masyarakat DKI ini masyarakat yang kritis,” jelas Habiburokhman.

Habiburokhman mengungkapkan, masyarakat Jakarta memiliki hitungan sendiri karena kritis, terutama kepada petahana. Termasuk, saat ini Anies Baswedan yang bisa dikategorikan inkumben.

“Jadi rakyat DKI ini sangat kritis terhadap inkumben. Begitu juga inkumben Pak Fauzi Bowo, inkumben Pak Ahok, kan dikategorikan inkumben, Pak Anies ini juga menjadi pertanyaan,” kata dia.

Dia menerangkan, Ridwan Kamil adalah sosok yang baru di Jakarta. Habiburokhman mengatakan RK berpeluang besar untuk menang dan bisa kompetitif dalam Pilgub Jakarta.

“Ini menurut saya punya kans yang besar untuk tampil setidaknya kompetitif lah gitu, kan, RK ini, karena dia kan tokoh baru tapi orang sudah tahu prestasinya di Bandung dua kali ibu kota provinsi yang karakterteristiknya mirip Jakarta,” tutup dia.